Pendidikan merupakan aspek paling dasar dalam membentuk karakter bangsa. Bangsa yang berkualitas ialah bangsa yang memiliki karakter yang kuat, karakter-karakter itu merupakan suatu ciri khas yang membedakan bangsa kita dengan bangsa lainnya. karena Pendidikan adalah faktor dasar dari negara yang berkarakter otomatis pendidikan anak-anak bangsa itu sejak dini sudah harus kita perhatikan.
Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia terhadap Tuhan yang Maha Esa, sesama manusia, diri sendiri, lingkungan dan bangsa yang di aplikasikan lewat perilaku, sufat, perkataan dan perbuatan kita, sedangakan pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah
yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan
untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha
Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga
menjadi manusia insan kamil.
Dalam membentuk karakter bangsa yang berkualitas melalui pendidikan, ada empat faktor utama yang harus di perhatikan :
- Faktor Kurikulum
- Faktor Dana yang tersedia untuk pendidikan
- Faktor kelayakan tenaga pendidik
- Faktor lingkungan yang mendukung jalannya proses pendidikan
Keempat faktor diatas saling mendukung satu dengan yang lainnya dalam meningkatkan sumber daya manusia. yang mampu membangun bangsa ini. sebenarnya sistem kurikulum yang sudah di terapkan di sekolah-sekolah sudah baik. namun, kendala pasti akan selalu ada terutama dalam penerapannya kepada anak didik. sering kali kita jumpai anak didik yang hanya diajarkan hanya untuk sekedar tahu dan mengenal tanpa di tindak lanjuti dengan pengarahan dan pemberian life skill yang dapat menjadi modal mereka setelah lulus dari sekolah nanti. pendidikan jangan hanya di jadikani alat untuk mentransfer ilmu tapi tidak mengatualisasikannya. kita berharap dengan ilmu pembentukan karakter diri dan bangsa akan lebih karakter tangguh baik untuk bangsa sendiri maupun bangsa-bangsa lain,
Hal ini agar sesuai dengan otorits penerapan aspek-aspek pendidikan yang di tetapkan oleh lembaga Pendidikan PBB UNESCO, yaitu :
- Belajar untuk tahu ( learn to know)
- Belajar untuk berbuat ( learn to do)
- Belajar untuk menjadi diri sendiri (learn to be her/himself)
- Belajar untuk hidup bersama ( learn to live together)
Namun, untuk membentuk anak didik yang berkarakter kuat, sudah pasti banyak sekali faktor dan media yang mempengaruhi perkembangan karakter anak tidak hanya dalam pendidikan formal, melainkan Pendidikan informal pun sesungguhnya
memiliki peran dan kontribusi yang sangat besar dalam keberhasilan
pendidikan. Peserta didik mengikuti pendidikan di sekolah hanya sekitar 7
jam per hari, atau kurang dari 30%. Selebihnya (70%), peserta didik
berada dalam keluarga dan lingkungan sekitarnya. Jika dilihat dari aspek
kuantitas waktu, pendidikan di sekolah berkontribusi hanya sebesar 30%
terhadap hasil pendidikan peserta didik.
Selama ini, pendidikan informal terutama
dalam lingkungan keluarga belum memberikan kontribusi berarti dalam
mendukung pencapaian kompetensi dan pembentukan karakter peserta didik. padahal Keluarga merupakan pendidikan pertama untuk seorang anak, sebelum ia
terjun dalam sosialisasi yang lebih luas, peran keluarga akan sangat
mempengaruhi terhadap sikap, perilaku, dan sebagian besar karakternya.
menjadi orang tua yang baik di zaman modern ini adalah sebuah tantangan
yang tidak mudah. apalagi jika orangtua tidak hanya mengharapkan anaknya
akan tumbuh cerdas, baik dan berprestasi tetapi juga anak yang taat dan
shalih.
Namun, di lihat dari Kesibukan dan aktivitas kerja orang tua yang relatif tinggi, kurangnya
pemahaman orang tua dalam mendidik anak di lingkungan keluarga, pengaruh
pergaulan di lingkungan sekitar yang tidak terkendali, dan pengaruh media elektronik yang saat ini telah menjamur lewat berkembangnya tekhnologi yang sangat mempermudah dalam mengakses berbagai jenis informasi dan hiburan.
ditengarai bisa berpengaruh negatif terhadap perkembangan dan pencapaian
hasil belajar anak didik. Salah satu alternatif untuk mengatasi
permasalahan tersebut adalah melalui pendidikan karakter terpadu, yaitu
memadukan dan mengoptimalkan kegiatan pendidikan informal lingkungan
keluarga dengan pendidikan formal di sekolah. Dalam hal ini, waktu
belajar anak didik di sekolah perlu dioptimalkan agar peningkatan
mutu hasil belajar dapat dicapai, terutama dalam pembentukan karakter anak didik.
Semoga dengan usaha-usaha tersebut kita mampu membentuk karakter bangsa lewat ilmu pendidikan..
============
Referensi :
- Akhmad sudrajat. Tentang Pendidikan Karakter. Diakses pada 10 November 2011 dari Akhmadsudrajat.wordpres.com
- Kurni septa. Membentuk Karakter Bangsa Lewat Pendidikan. diakses pada 7 November 2011 dari www.sekolah dasar.net
===========
Hamidah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar